Sabtu, 29 Desember 2012

Keyakinan Cinta


Dekaplah sayangku dan pejamkan matamu

Izinkalah kukecup bibirmu


Yang indah dan mempesona

Lepaskan rindumu yang tersimpan dihatimu

Biarkan hasrat cinta kita

Bersatu 'tuk selamanya

Janganlah kau ragu akan cintaku

Yakinlah diriku milikmu selalu.

Pesan Buatmu Kasih

Di sini telah ku tulis
Berjuta-juta kesaksian
Tentang kita dan sketsa perjalanan
Namun cerita selalu tak pernah sempurna
Karena jarak terlalu jauh
'Tuk di tempuh oleh anganan kita
Dan angananku telah kutitipkan padamu
Agar rindu itu 'kan menyatu
Dalam kenyataan dan bukan khayalan
Serta angananku belaka
Nurani didinding hati hampir retak
Dekaplah aku yang erat
Agar kita tak terpisahkan
Hanya karena khayalan dan anganan

Adakah Kau Rasakan

Setiap mataku terpana padamu
Saat itu pula rasaku 'tak menentu

Detak nadiku ...
Goncangan dadaku ...
Menghanyutkan ketenangan kalbuku

Kadang kusentak diriku
Kutarik pandangan yang terpaku

Kusadarkan jiwaku yang menggebu
Dan kukurung dalam terali hatiku

Karena bimbang dan ragu
Seribu tanya yang masih menghalau
Adakah kau seperti aku?

RINDU

Saat kutapaki jalan itu 

Seakan kusadari ada dirimu 

Berjalan disampingku, Bisu ...


Saat kutatap langit biru 

Kubayangkan angan dan mimpiku

Untuk selalu bertemu denganmu


Saat kudengar sebuah lagu


Kuinginkan nada dan irama musikmu


Kau dendangkan hanya untukku


Saat kumasuki tidur malamku

Kumimpikan kau dan aku menyatu

lalu ingin kukatakan ;


" Kasih ... Aku Rindu ... "

Harapku Tuhanku


Beri dia yang kucinta


Hati yang tabah

Agar selalu tegak berdiri

Menantang kerasnya hidup


Dan tolong bimbing dia



Selagi dia lupa 



Karena jauh dan sepi


Amien ....

Dari Jauh

Dari jauh, aku memandangmu
Lewat semua mata hatiku

Dari jauh, aku mengagumimu
Lewat semua kisah tentangmu

Dari jauh, aku mengkhayalkanmu
Tanpa peduli kata hatiku

Dari jauh, aku larut dalam suka citamu
Bagai bertemu air jernih dipadang tandus

Dari jauh, aku hanyut dalam dukamu
Bagi tersesat dalam mimpi buruk

Dari jauh, kukirim do'a untukmu
Do'a tulus, do'a tak bersyarat

Dari jauh, kulukis engkau dalam tidurku
Lewat beragam bunga tidurku

Dari jauh, aku titipkan hatiku padamu
Agar kau senantiasa setia padaku

Kehilangan Indah Jiwaku

Indah senyummu saat ku melihatnya
Indah paras anggun jiwa mu saat bersamaku
Indah hatimu yang selalu sejukkan duniaku
Indah sifatmu saat membimbingku

Tapi kini semua itu telah pergi
Dan ku telah kehilangan sosokmu
Yang selalu temaniku
dalam jiwaku yang sepi.

kini HAmpaku telah terpendam di jiwaku
Isak tangisku berdiam di sukmaku
Pedihku selalu menemaniku dalam laraku
dan Tanpa ada seseorang di dalam batinku.

aku ingin,
aku minta

namun ku takkan bisa mengembalikan cintamu
apa dayaku
apa aku mampu, untuk kembalikan semua kenangan itu
apa aku bisa kembalikan senyumanmu itu, padaku

ku telah memilihmu pada pandangan pertama
namunku juga telah melupakanmu pada pandangan kedua

aku salah
aku egois, karena kemunafikanku
aku malu, karena perbuatanku

hingga kini ku harus kehilanganmu untuk selamanya

NYAYIAN PUTUS HARAPAN

Kenangan tentangmu bangkit dari malam seputarku.
Sungai membaurkan keluh kesahnya dengan laut.

Tinggal sunyi menyendiri, dermaga sendiri di fajar hari.
Ini jam bagi keberangkatan, O aku yang tinggal sepi.

Bungkul kuntum bunga beku menghujani hatiku.
O lorong runtuh, puing berkeping kapal karam.

Padamu yang perang dan yang terbang tersatu.
Darimu sayap-sayap pada lagu burung terbangkit.

Engkau menelan habis segalanya, seperti jarak.
Seperti laut, seperti waktu. Padamu segala terbenam! 

Ini saatnya, waktu yang leluasa menyerang dan mengecup.
Waktu untuk mengeja apa yang berkobar: rumah cahaya.

Ketakutan penerbang pesawat, kegeraman pengemudi buta.
gerak acak Cinta yang mabuk. Padamu segala terbenam!

Di masa kanak kabut jiwaku, bersayap dan terluka.
Penjelajah pun tersesat. Padamu segala terbenam!

Maka kugambar lagi, kubangun dinding bayang,
antara bertindak dan angan, kaki kulangkahkan.

Oh daging, dagingku sendiri, perempuan terkasih yang hilang,
Aku memanggilmu di jam basah, kuteriakkan lagu bagimu.

Seperti guci, engkau berumah di kerapuhan tak hingga.
dan melupa yang tak hingga menghancurmu seperti guci.

Ada kesunyian pulau-pulau yang hitam. Dan di 
sana, perempuan dengan cinta, tanganmu meraihku.

Ada rasa haus dan lapar, dan engkaulah buah-buahan.
Ada batu nisan dan reruntuhan, dan engkau keajaiban.

Ah perempuan, tak tahu aku, bagaimana kau mengisiku,
di bumi jiwamu, di dekap rengkuhnya kedua lenganmu.

Dahsyat dan ganasnya, angan inginku menuju engkau,
Betapa sulit dan kepayang, betapa keras dan keranjingan 

Makam-makam kecupan, masih ada api di kuburmu,
masih ada buah terbakar, dipatuk-patuki burung.

Pada mulut yang tergigit, cabang-cabang terkecup,
pada geligi yang lapar, pada tubuh-tubuh terlilitkan.

Oh sepasang kegilaan: harapan dan kekuatan,
di mana kita bersatu menyatu lalu dikecewakan.

Dan kelembutan itu, sinar adalah air dan serbuk.
Dan kata-kata mencekam, mulai ada di bibir.

Inilah takdirku dan perjalananku, dan kerinduanku
dan ketika rindu menimpa, padamu segala terbenam!

O puing-puing reruntuhan, semua jatuh menimpamu,
derita yang tak kauucap, derita yang tak kau genangkan.

Dari gelombang ke gelombang masih kau seru berlagu
Berdiri tegak seperti pelaut di haluan kapal.

Engkau masih mekar dalam lagu, menunggangi arus.
O puing retuntuhan, membuka sumur yang empedu.

Si pengendara yang rabun, penyandang tanpa keberuntungan
si pencari jejak yang sesat. Padamu segala terbenam!

Ini saatnya keberangkatan, saat yang keras membeku
Malam yang dipercepat pada setiap jadwal-jadwal.

Debar sabuk-sabuk samudera membebat pantai
Bintang yang beku memberat, burung hitam beranjak.

Tertinggal sunyi sendiri, seperti dermaga di fajar hari,
Hanya ada bayang gemetar meliuk di dua tanganku
.
O jauh dari segala, O terpencil dari segala.
Ini saatnya berangkat. O seorang telah disiakan!




Tak Ada Judul


Begini saja, kalau kau merasa
kata mampu mewakili setiap
yang pernah diciptakan oleh musim, bagi kekasihnya
izinkan aku menjadi risalah
yang dibawa oleh angin
untuk kalbu semesta
atau menjadi hujan
yang paling teduh
bagi perkampungan.
juga pula menjadi kemarau
yang menggugurkan
daun ke pangkuanmu,
lengkap dengan nama
panggilan kesayangamu
tertera di lembarannya.
ya, begitulah
cintaku saat ini padamu.

Destiny


Somewhere there waiteth in this world of ours

For one lone soul another lonely soul
Each choosing each through all the weary hours
And meeting strangely at one sudden goal.
Then blend they, like green leaves with golden flowers,
Into one beautiful and perfect whole;
And life's long night is ended, and the way
Lies open onward to eternal day.

Here I Love You

Here I love you.
In the dark pines the wind disentangles itself.
The moon glows like phosphorous on the vagrant waters.
Days, all one kind, go chasing each other.

The snow unfurls in dancing figures.
A silver gull slips down from the west.
Sometimes a sail. High, high stars.

Oh the black cross of a ship.
Alone.
Sometimes I get up early and even my soul is wet.
Far away the sea sounds and resounds.
This is a port.
Here I love you.
Here I love you and the horizon hides you in vain.
I love you still among these cold things.
Sometimes my kisses go on those heavy vessels
that cross the sea towards no arrival.
I see myself forgotten like those old anchors.
The piers sadden when the afternoon moors there.
My life grows tired, hungry to no purpose.
I love what I do not have. You are so far.
My loathing wrestles with the slow twilights.
But night comes and starts to sing to me.

The moon turns its clockwork dream.
The biggest stars look at me with your eyes.
And as I love you, the pines in the wind
want to sing your name with their leaves of wire.

Aku Tak'kan Berhenti Mencintai Mu


Apa yang mesti kukatakan padamu saat Rindu menikam langit?


Ketika deru metropolitan tak lagi menyisakan arti



Dan temaram lampu jalan hanya menyinari kehampaan



Adalah kau, dindaku



yang melebur satu dalam sukmaku



mengalirkan kemuliaan cinta



pada sungai kasih yang engkau bentangkan



Di hatiku, yang mendambamu, dari detik ke detik



Jika saja gerimis malam ini tak segera usai



Aku akan tetap mengurainya satu demi satu



menjadi noktah-noktah kecil berwarna cemerlang



Lalu melukisnya dikanvas langit



menjadi gambaran wajahmu



Dengan ukiran bulan sebagai senyummu



Apa yang mesti kunyatakan padamu saat sunyi menyesak dada?



ketika kutangkap dan kudekap bayangmu di relung kamar



pada senja merah yang menggetarkan



Adalah kau dindaku,



Bunga mimpiku dari malam ke malam



yang memberi seribu makna dari kelembutan matamu



Sungguh, aku hanya punya cinta sederhana untukmu



yang telah kurajut dengan benang-benang kesetiaan



Dan kujalin indah hingga kau kujelang



Pada waktunya kelak



Kita songsong cakrawala membuka tirai pagi



Dengan terik sinarnya yang menyejukkan hati



Lalu biarkan aku membawamu terbang



Menyusuri pelangi dan melintasi mega



Sambil kubisikkan lirih ditelingamu:



“Aku tak akan berhenti mencintaimu”

syair cinta untuk kekasih

Sayangku, kenalilah musim hujan yang basah dan kemarau yang meranggaskan daun-daun kering di sepanjang hari dalam dua belas purnama karena cintaku bersemi di dua musim
kenalilah gelisah angin di antara buluh-buluh bambu yang meliuk ke kanan dan meliuk ke kiri yang menggemerisik di antara sunyi karena ada bisikan tentang gelisah
kuketika senja turun di bukit-bukit tak berpenghuni ada rona yang dilukiskan pada latar langitnya merah membara dan kadang-kadang lembayung kenalilah warnanya yang disapukan dari rinduku
sayangku, malam-malamku adalah catatan tentang cinta dinginnya menghangatkan dan memberi aroma rasa aku jejaki purnama yang tenggelam di antara awan dan aku ingin terbenam bersama cinta yang kau bawa

Kawih Kaasih

Hate mah lir kila-kila simpena langit
Meusmeus muyung tungtung layung
meusmeus melang ku hariwang
Piligenti ngagali wanci
silih bintih nurih kapeurih
Nya ayeuna pisan,ngintun harepan
Sanajan kawilang melang ku anggang
Sanajan astra waruga teu karampa
Nyuuh kalbu mah rengkuh sasadu bilih bendu
Duh, kacipta … linggih ka nu tebih
Nyelang nganjang ngahaja ngaraksa beja
Sungkem nepangkeun diri nu pikakeuheuleun
Salam baktos rumaos tos tega basa

Hate mah lir kila-kila langgam cai
Sakapeung kiruh ku kalepatan
Sakapeung ripuh ku kaayaan
Ngalayah ngabedah sasat ku saat
Silih tindih ngagerih garing kasedih

Nya ayeuna pisan,nyanggakeun kawih kaasih
Sanajan teu nikreuh longok jonghok
Sanajan teu nikreuh ngagandong landong
Mung bingah gumulung najan teu tepung
Duh, reueus ngadeuheus ungkara cinta
mahugi ati ngamumule hate
Meungpeung geugeut sangkan nineung
Kahatur pidu’a mugia bagja tur waluya…

Eunteung Katineung

layung koneng namperkeun katineung
duriat geus mangsana manjangan, jungjunan
nyangsaya nyarandekeun hate
teu wasa, ngelemeng kasaput simpe
ngagerihan, muntang hariwang

didieu pisan, cihujan nyangkaruk dina lamunan
naha imutna bet teu raat-raat
rumingkang mawa napak tilas
mangsa dua rasa ngagalura
pirang-pirang kalangkangna
miripis mungkas tembang girimis

gulinggasahan, cuang cieung ngarasa keueung
nedunan katresna, ngagugulung kasono
kamemelangan…

layung koneng namperkeun katresna
namper wening jadi eunteung katineung
aya duriat nu manjangan, jungjunan
beueus rasa ku kumelip kiceup kaasih nu lawas
mugia manjang, mugia salawasna aya dina ridho Gusti

Milangkala Kamelang

Milang taun lir milang kalangkang
Ngonci wanci ku ingetan nu limpeuran
Gurudug diudag guludug umur
Nyangsaya kasura cucuk hirup
Sakapeung sasar ku hawar, Gusti,
Sakapeung geumpeur ku pati


Milang taun lir milang kahayang
Mun lampah wegah tinangtu palid ku caah
Abus ka taun anyar, janji can katebus
Hareudang rumingkang, anggang diteang
Antukna pasea jeung diri sorangan
Pasea jeung kaaayaan

Milang taun lir milang kamelang
Melang rek miang, melang rek mulang
Hariwang ku kalangkang nu can kasorang
Peurih ku kaasih nu teu junti kana ati
Peurih ku lampah nu salah

Hayu mulung kaduhung, ngulang kahayang
Girimiskeun kesang di kebon harepan nu garing
Maca nu liwat ngahanca nu ngolebat
Anteur kuring, Gusti, ambeh tetep eling

Jungjunan 2

Jungjunan…
Sok hoyong terang sareng kalangkang saha
anjeun ayeuna anteng neuteup girimis
Mungguhing wirahma rasa wanoja
lir haleuang nu disidem
Ukur wasa naratas implengan
Ngawawaas kumelip langit-langit ati
nu pinuh rusiah…

Jungjunan…
Sok hoyong terang sareng kalangkang saha
anjeun ayeuna meungkeut geugeut nu manis
Tingkaretip ungkara bagja kasawang
dina kembang-kembang lamunan
Gumalindeng jadi purnama katineung
mun laksana dina keukeup kaheman
nu munggaran…


Jungjunan…
Sok hoyong terang ku kalangkang saha
anjeun ayeuna kapidangdung
Kumalayang melang dina katresna panutan
Geuning cinta teh lir kiceup wanci
nu simpe niti ati
Sakapeung inggis diturih cimata tunggara
Sakapeung geulis dina langitna nu cangra
Estuning endah mun asihna satia…

Jungjunan…
Sok hoyong terang sareng saha
anjeun jaga rumingkang ka tuntung layung
Kacipta bagja, Panutan, kacipta bagja…

HANYA INGIN KAU TAHU

Cinta Tak Terbalas
Ingin ku memilikimu
Ingin ku mendengarmu
Dan Ingin ku merasakan cintamu...

Tapi semua itu
Hanya khayal waktu
Yang Membutakan mataku
Di tengah-tengah kabut tipis, dan di atas laut

Hujan cerita tentangmu
Menjadi koleksi di telingaku
Bagai alunan melodi merdu
yang tak dapat pudar di makan waktu

Semua gambar dirimu
Menjadi bunga tidurku
Menghiasi lembaran mimpiku.
Ketika itu ku tersenyum penuh indah.

Cinta Masa Lalu

Dahulu
Ku lihat dambakan aku
Seakan hari-hari ku dikelilingi mata hatimu
Yang akan kau panah ke hatiku

Kau datang
Ucapkan kata cinta kepada ku dengan berani dan lantang
Seolah dunia berubah
Menjadi musim semi yang indah

Tapi semua itu
Hanya sementara ku rasakan
Kebahagiaan dan keindahan itu
Kau jadikan luka dan duka

Tak ingin lagi rasanya bercinta
Tanpa siapapun lebih baik sendiri
Setelah cinta ku mati oleh dirimu
Tak ingin ku mengenal cinta lagi

Hujan Dari Mu Tuhan

Langit mendung mulai bersendawa
Gemuruh mengobrak-abrik kelabu diatas sana
Sesekali kilat memecah belah awan
Angin semakin kencang bertiup dr segala arah
Pertanda hujan akan jatuh membasahi bumi
Berharap tak kan terjadi badai menghantam
Melainkan hujan menyuburkan semesta bumi
Wahai Engkau Maha Pemberi Rezki
Tiada yang tahu atas segala sesuatu dari Mu
Namun Engkau tak akan memberikan
Sesuatu kepada umat Mu diluar batas kemampuannya
Karena Engkau Maha Pengasih dan Penyayang